widget

Jumat, 31 Oktober 2014

Sirup Jahe

Semua orang pasti sudah sangat mengenal jahe, yaitu salah satu rempah-rempah yang sangat populer dimasyarakat kerena rasanya yang pedas dan bisa menghangatkan badan, yang tentu saja juga kaya manfaat seperti mengobati masuk angin, mengurangi rasa mual, batuk dan gejala flu dan masih banyak lainnya.

Salah satu ciri khas dari jahe jika ditinjau dari rasanya adalah terasa pedas jika dikunyah namun sangat berbeda dengan rasa pedas dari cabe, hal ini karena jahe mengandung senyawa keton yang dikenal sebagai zingeron dan beberapa senyawa-senyawa yang lain.

Nama binomial dari rempah-rempah ini adalah Zingiber officinale yang merupakan salah satu jenis tanaman rimpang atau rizoma karena batang tumbuh menjalar dibawah tanah dan bisa menghasilkan tunas dan akar baru. Selain itu jahe juga hanya bisa tumbuh di daerah tropis dan menjadi komoditas ekspor dinegara-negara eropa, karena seperti kita tahu dinegara-negara tersebut mengalami musim salju yang suhunya mencapai dibawah nol derajat celcius.  

Jahe sendiri sering digunakan untuk berbagai keperluan dan salah satunya sebagai minuman penghangat badan ketika cuaca sangat dingin. Sehingga ketika kita pulang kerumah kehujanan, habis mandi, atau begadang ditengah malam alangkah nikmatnya jika kita menikmati minuman ini.

Namun terkadang jika kita mengiginkan minuman ini ketika begadang dirumah dan cuaca diluar sedang hujan, tentu saja kita akan kesulitan untuk mendapatkannya. Oleh karena itu ada baiknya apabila kita membuatnya sendiri minuman tersebut yang mungkin akan bermanfaat apabila dibutuhkan dan kondisi tidak memungkinkan.
Jika anda ingin memanfaatkan jahe sebagai minuman dan sekaligus bisa sebagai persediaan, maka lebih baik anda membuatnya sebagai sirup yang akan selalu siap untuk disajikan kapan saja. Jika anda belum tahu caranya silahkan baca uraian dibawah tentang cara mudah membuat sirup jahe:

Beberapa bahan yang dibutuhkan yang paling sederhana adalah :
500 gram jahe dan pilihlah jahe yang sudah tua
2kg gula pasir
500 cc air

Namun selain itu berdasarkan beberapa sumber ada juga yang menambahkan beberapa bahan seperti berikut :
Garam
Cengkih
Daun pandan
Kayu manis
Sereh
Gula Jawa/Aren
Dan lain-lain

Namun pada artikel ini kami hanya akan memberikan tip untuk pembuatan sirup jahe yang paling sederhana, paling mudah, praktis, dan kemungkinan semua bahan sudah selalu tersedia dirumah anda. Cara membuatnya adalah :
1. Kupas kulit jahe kemudian di iris tipis-tipis
2. Haluskan jahe yang dicampur air sekitar 250cc dengan memakai blender
3. Air 500 cc yang sudah disiapkan campurkan dengan gula pasir dan direbus hingga mendidih
4. Jika semua sudah, masukan hasil blenderan jahe pada adonan nomor 3 dan masak kembali sekitar 15-30 menit
5. Jika sudah larut, tinggal angkat dan saring
6. Masukan kedalam beberapa botol.
7. Jika anda ingin menyajikannya, caranya seperti jika anda membuat sirup dengan takaran seperti biasa, dan lebih nikmat dengan air panas
8. Masukan sirup jahe kedalam kulkas dan biasanya akan bisa bertahan sekitar satu minggu

Catatan : mungkin dibeberapa tempat memiliki jenis resep dengan ciri khas masing-masing, ada yang menggunakan variasi gula pasir dan gula jawa, dan ada juga yang menggunakan 2 jenis tanaman jahe yaitu jahe jahe gajah dan jahe emprit/jahe merah yang dihaluskan dan dicampur menjadi satu.

Beberapa manfaat jahe :
1. Jahe mengandung metabolismedan yang dapat memperlancar pencernaan, sehingga apabila kita rutin mengkonsumsi jahe sebelum makan dipercaya bisa mencegah pembuncitan perut.

2. Jahe bisa melebarkan pembuluh darah dan merangsang pelepasan hormon adrenalin, sehingga bisa menurunkan tekanan darh tinggi

3. Mencegah terjadinya penggumpalan darah karena mengandung senyawa gingerol

4. Menurunkan berat badan dengan membakar kalori yang diubah menjadi panas tubuh

5. Efektif membangun otot sehingga membuat tubuh lebih perkasa, dan mengurangi rasa sakit pada otot yang disebabkan oleh latihan fisik.
Selain beberapa manfaat diatas berdasarkan dari beberapa sumber dan media, masih banyak sekali manfaat jahe yang lainnya

Manfaat dan Cara Pembuatan Selai Belimbing Wuluh

Nah berikut ini adalah manfaat dan khasiat daun dan buah belimbing wuluh bagi kesehatan, serta sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit seperti: mengobati jerawat, darah tinggi, sakit batuk dan lainnya.
 

Jangan bayangkan belimbing ini memiliki bentuk seperti belimbing pada umumnya. Belimbing sayur yang dikenal juga dengan sebutan belimbing wuluh adalah jenis buah yang biasanya digunakn ole para ibu untuk memasak. Rasanya yang asam dapat memperkuat rasa masakan .

Belimbing wuluh atau belimbing sayur ini terkadang dianggap sebagai tanaman pekarang saja, padahal tanaman teropis ini memiliki banyak khasiat untuk mengobati berbagai penyakit. Bagiyan yang bisa digunakan, yaitu buwah, batang, daun, dan bunganya.
Keempat bagian tersebut banyyak mengandung senyawa yang berkhasiat, di antaranya saponin, tannin, glukosida, hingga. kalsium. Salah satu yang paling dikenal orang, belimbing wuluh sebagai obat sariyawan. Konon, rasanya yang masam mengandung vitamin C yang tinggi, caranya dengan mengunyah atau ditempelkan pada bagiyan sariyawan.
Khasiat lain adalah sebagai obat asam atau sesak nafas. Cukup dengan merebus bunga belimbing wuluh dengan air dan gula batu. Lalu diminum 2-3 kali sehari sampai asma dan alerginya sembuh. Belimbing wuluh juga mampu mengobati batuk kering, kandungan kaliumnya mampu melancarkan dahak dan menurunkan panas. Sementara bagi penderita hipertens, atasi juga dengan belimbing wuluh yakni dengan merebus 3 buah belimbing wuluh yang di iris dengan 3 gelas air sampai tinggal setengahnya. Kemudiyan, saring dan minum dipagi hari.
Manfaat dan Khasiat Daun dan Buah Belimbing Wuluh:
Adapun khasiat dari belimbing wuluh adalah sebagai berikut.
1. Pengobatan jerawat
Untuk mengobati jerawat siapkan 3 buwah belimbing wuluh segar. Cuci hingga bersih. Buah diparut dan diberi sedikit garam. Tempelkan pada kulit yang berjerawat. Lakukan 2 kali sehari. Atau siapkan 6 buah belimbing wuluh dan 1/2 sendok teh bubuk belerang, digiling halus lalu diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis. Ramuan ini dipakai untuk menggosok dan melumas muka yang berjerawat. Lakukan 2-3 kali sehari.
2. Pengobatan Tekanan Darah Tinggi
Siapkan 3 buah belimbing wuluh dan biji sari gading 25gr yang sudah dicuci bersih. Biji sari gading ditumbuk halus. Masukan kedalam panci berisi 4 gelas air dan rebuslah bersama belimbing wuluh. Dinginkan lalu saring sebelum diminum. Cukup diminum 1 gelas sehari. Buah yang besar dan berwarna hijau diparut, ambil air nya dan diminum. Atau bisa juga dengan cara menyiapkan 3 buah belimbing wuluh yang dicuci lalu dipotong-potong seperlunya, direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tinggal tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, Minum setelah makan pagi.
3. Obat batuk 
Caranya: Daun, bunga, buah yang masing-masing sama banyaknya direbus dalam air yang mendidih selama 1/2 jam, dan minum air nya. Untuk batuk pada anak, ambilah 25 kuntum bunga belimbing wuluh, 1 jari rimpang temugiring, 1 jari kulit kayu manis, 1 jari rimpang kencur, 2 butir bawang merah, 1/4 genggam pegagan, 1/4 genggam daun saga, 1/4 genggam daun inggu, 1/4 genggam daun sendok, dicuci dan dupotong-potong seperlunya, direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin lalu disaring, diminum dengan madu seperlunya. sehari 3 kali 3/4 gelas.
4. Pengobatan Diabetes 
Sementara unutuk anda yang menderita diabetes, siapkan 6 buah belimbing wuluh, lalu dilumatkan, direbus dengan 1 gelas air sampai airnya tinggal setengah, Saring, minum 2 kali sehari.
5. Pengobat Gondongan 
Caranya: Setengah genggam daun belimbing wuluh ditumbuk dengan 3 bawang putih. Kompreskan pada bagiyan gondongan. 10 ranting muda belimbing wuluh berikit daunya dan 4 butir bawang merah setelah dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Barurkan ketempat yang sakit.
6. Rematik 
Caranya: Segenggam daun belimbing wuluh dicuci, tumbuk sampai halus, tambahkan kapur sirih, gosokan kebagiyan yang sakit itu. 100 gr daun muda belimbing wuluh, 10 biji cengkih dan 15 biji merica dicuci lalu digiling halus, tambahkan cuka secukupnya sampai menjadi adonan seperti bubur. Oleskan adonan bubur tadi ketempet yang sakit. Atau bisa juga dengan cara menyiapan 5 buah belimbing wuluh, 8 lembar daun kantil (Michelia Champaca L.), 15 biji cengkih, 15 butir lada hitam, di cuci lalu ditumbuk halus, diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis dan 1 sendok makan minyak kayu putih. Dipakai untuk menggosok dan mengurut bagiyan tubuh yang sakit. Lakukan dengan 2-3 kali sehari.
7. Pegal linu 
Caranya: Satu genggam daun belimbing wuluh yang masih muda, 10 biji cengkih, 15 biji lada, digiling halus lalu ditambahkan cuka secukupnya. Lumukan ke tempat yang sakit.
8. Panu 
Caranya: Sepuluh buah belimbing wuluh dicuci lalu digiling halus, tambahkan kapur sirih sebesar biji asam, diremas sampai rata. Ramuan ini dipakai untuk menggosok kulit yang terasa panu. Lakukan 2 kali sehari. 







Kali ini saya akan berbagi resep tentang cara pembuatan selai belimbing wuluh


dan juga manfaat kulit manggis
Bahan:
1 kg belimbing wuluh
1 ½ lt air, untuk merebus
50 gr nanas, parut
750 gr gula pasir
1 btg kayu manis
7 btr cengkih
3 lbr daun pandan, buat simpul, sobek-sobek
Cara Membuat:
1. Bersihkan belimbing wuluh, lalu belah menjadi 2 bagian, cuci bersih, tiriskan.
2. Tuang air dalam panci, masukkan belimbing wuluh, lalu rebus hingga belimbing lunak. Angkat dan tiriskan.
3. Dalam kondisi masih panas, haluskan belimbing dengan garpu, lalu buang biji yang tertinggal.
4. Masukkan belimbing wuluh, nanas parut, gula pasir, kayu manis, cengkih, dan daun pandan dalam wajan. Masak di atas api kecil, sambil terus diaduk sampai mengental. Angkat dan dinginkan.
5. Bersihkan dari cengkih, kayu manis dan daun pandan. Kemudian kemas selai dalam wadah atau botol.
Untuk 600 gram
Tip: Tambahkan gula, jika selai dirasa kurang manis. Kayu manis dan cengkih menambah aroma legit yang khas selai.

Minggu, 07 September 2014

ekstrak simplisia

Maserasi, Pembuatan Simplisia dan Ekstrak

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan (mineral).

Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Yang dimaksud eksudat tanaman ialah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya.

Simplisia hewani ialah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian dari hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.

Simplisia pelikan atau mineral ialah simplisia yang berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
 
Proses Pembuatan Simplisia
1.            Pengumpulan bahan baku, dipengaruhi oleh waktu pengumpulan, dan juga teknik pengumpulan.  
2.            Sortasi basah, memiliki tujuan untuk membersihkan dari benda-benda asing seperti tanah, kerikil, rumput, bagian tanamn lain dan bahan yang rusak.  
3.            Pencucian simplisia dengan menggunakan air, sebaiknya memperhatikan sumber air, agar diketahui sumber air tersebut mengalami pencemaran atau tidak.  
4.            Pengubahan bentuk simplisa seperti perajangan, pengupasan, pemecahan, penyerutan, pemotongan.   
5.            Pengeringan dilakukan sedapat mungkin tidak merusak kandungan senyawa aktif dalam simplisia. Tujuan pengeringan yaitu agar simplisia awet, dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.  
6.            Sortasi kering, bensa-benda asing yang masih tertinggal, dipisahkan agar simplisia bersih sebelum dilakukan pengepakan. 
7.            Pengepakan dan penyimpanan untuk mencegah terjadinya penurunan mutu simplisia
Adapun yang dimaksud dengan ekstrak adalah sediaan yang diperoleh dengan mengektraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudia semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau memenuhi baku yang telah ditetapkan.

Proses awal pembuatan ekstrak adalah tahapan pembuatan serbuk simplisia kering (penyerbukan). Dari simplisia dibuat serbuk simplisia dengan peralatan tertentu sampai derajat kehalusan tertentu. Proses ini dapat mempengaruhi mutu ekstrak dengan dasar beberapa hal :
·                     Makin halus serbuk simplisia, proses ekstraksi makin efektif efisien namun makin halus serbuk, maka makin rumit secara teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi. 
·                     Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan interaksi dengan benda keras (logam, dll) maka akan timbul panas yang dapat berpengaruh pada senyawa kandungan. Namun hal ini dapat dikompensasi dengan penggunaan nitrogen cair.
Tahap selanjutnya adalah menambahkan pelarut yang sesuai untuk mengektraksi kandungan zat aktif dari serbuk simplisia. Pemilihan pelarut/cairan penyari yang baik harus mempertimbangkan beberapa kriteria yaitu murah dan mudah diperoleh, stabil secara fisika dan kimia, bereaksi netral, tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar, selektif yakni hanya menarik zat berkhasiat yang dikehendaki, tidak mempengaruhi zat berkhasiat, dan diperbolehkan oleh peraturan. Untuk penyarian ini, Farmakope Indonesia menetapkan bahwa sebagai cairan penyari adalah air, etanol, etanol-air atau eter. Penyarian pada perusahaan obat tradisional masih terbatas pada penggunaan cairan penyari air, etanol atau etanol-air.
Setelah itu, dilakukan tahap separasi dan pemurnian. Tujuan dari tahapan ini adalah menghilangkan (memisahkan) senyawa yang tidak dikehendaki semaksimal mungkin tanpa berpengaruh pada senyawa berkhasiat yang dikehendaki, sehingga diperoleh ekstrak yang lebih murni. Proses-proses pada tahapan ini adalah pengendapan, pemisahan dua cairan tak campur, sentrifugasi, filtrasi serta proses adsorbsi dan penukar ion.


Selanjutnya dilakukan pemekatan dengan cara penguapan/evaporasi cairan pelarut tapi tidak sampai pada kondisi kering, hanya sampai diperoleh ekstrak kental/pekat.

Metode Penyarian
Metode penyarian dapat dibedakan menjadi infundasi, maserasi, perkolasi dan menggunakan alat soxhlet. Dari keempat cara tersebut sering dilakukan modifikasi untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
 
Infundasi
 
merupakan metode penyarian dengan cara menyari simplisia dalam air pada suhu 90OC selama 15 menit. Infundasi merupakan penyarian yang umum dilakukan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Penyarian dengan metode ini menghasilkan sari/eksrak yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu, sari yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam.

Panci infus terdiri dari dua susun, panci bagian atas berisi bahan dan aquadest sedangkan panci bagian bawah berupa tangas air. Dengan demikian panci yang berisi bahan tidak langsung berbuhungan dengan api. 

Cara ini sangat sederhana dan sering digunakan oleh perusahaan obat tradisional. Dengan beberapa modifikasi, cara ini sering digunakan untuk membuat ekstrak. Infusa dibuat dengan cara :
           1.   membasahi bahan baku/simplisia dengan air ekstra, biasanya dengan air 2x bobot bahan, untuk bunga 4x bobot bahan dan untuk karagen 10x bobot bahan. 
             2.  pemanasan bahan dalam aquadest (10x bobot bahan + air esktra) selama 15  menit pada suhu 90OC sampai 98OC. 
3. untuk memudahkan penyarian, kadang-kadang perlu ditambah bahan kimia, misalnya asam sitrat untuk infus kina, kalium atau natrium karbonat untuk infus kelembak. 
4.            penyarian dilakukan pada saat cairan masih panas, kecuali bahan yang mengandung bahan yang mudah menguap.
Maserasi
 
Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat akan didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.
Cairan penyari yang digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol atau pelarut lain. Bila cairan yang digunakan adalah air maka untuk mencegah timbulnya kapang dapat ditambahkan bahan pengawet yang diberikan diawal penyarian. 

Keuntungan metode ini adalah cara pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan. Kerugiannya adalah pengerjaannya lama dan penyariaannya kurang sempurna (dapat terjadi kejenuhan cairan penyari sehingga kandungan kimia yang tersari terbatas). Pada metode maserasi ini, perlu dilakukan pengadukan untuk meratakan konsentrasi larutan di luar butir serbuk simplisia sehingga tetap terjaga adanya derajat konsentrasi yang sekecil-kecilnya antara larutan di dalam sel dengan larutan di luar sel.

Hasil penyarian dengan cara maserasi perlu dibiarkan selama waktu tertentu untuk mengendapkan zat-zat yang tidak diperlukan tetapi tidak ikut terlarut dalam cairan penyari. 
 
Perkolasi
 
Penyarian dengan metode perkolasi merupakan penyarian dengan cara mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari ini akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilaluinya hingga mencapai keadaan jenuh. 

Cari ini lebih baik dibanding dengan cara maserasi karena :
·                     aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah sehingga meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi (mencegah terjadinya kejenuhan). 
·                     pengaliran meningkatkan difusi (dengan dialiri cairan penyari sehingga zat seperti terdorong untuk keluar dari sel).
Penyarian dengan alat Soxhlet atau dikenal dengan nama metode Soxhletasi adalah proses untuk menghasilkan ekstrak cair yang dilanjutkan dengan proses penguapan. Cairan penyari diisikan pada labu sedangkan serbuk simplisia diisikan pada tabung dari kertas saring atau tabung yang berlubang-lubang dari gelas, baja tahan karat atau bahan lain yang cocok. Cairan penyari dipanaskan hingga mendidih, uap cairan penyari naik ke atas melalui pipa samping kemudian diembunkan kembali oleh pendingin tegak sehingga cairan turun kembali ke labu melalui tabung yang berisi serbuk simplisia. Cairan yang melaui simplisia turun sambil melarutkan zat aktif dari serbuk simplisia tersebut. Cara ini lebih menguntungkan karena uap panas tidak melalui serbuk simplisia tetapi melalui pipa samping.
Keuntungan:
1.            Cairan penyari yang diperlukan lebih sedikit dan secara langsung diperoleh hasil yang lebih pekat. 
2.            Serbuk simplisia disari oleh cairan penyari yang murni sehingga dapat menyari zat aktif lebih banyak. 
 3.            Penyari dapat diteruskan sesuai dengan keperluan tanpa menambah volume cairan penyari.
Kerugian:
1.             Larutan dipanaskan terus-menerus sehingga zat aktif yang tidak tahan pemanasan kurang cocok. Ini dapat diperbaiki dengan menambahkan peralatan untuk mengurangi tekanan udara. 
2.                   Tidak bisa dengan penyari air (harus solvent organic) sebab titik didih air 100O harus dengan pemanasan tinggi untuk menguapkannya, akibatnya zat kimia rusak. 
serbuk yang tersisa diperlukan sedemikian hingga